Selasa, 26 Maret 2013

Perkembangan forum diskusi (Kaskus)

Diawali kegemaran bermain internet, pemuda Andrew Darwis kini tampil sebagai pengelola situs online terbesar di Indonesia.
Portal Kaskus yang didirikannya tahun 1999 lalu, sekarang punya anggota sekitar 3 juta orang dan setiap satu bulan bisa meraup keuntungan sekitar 1 miliar Rupiah.
Berita terkait
Hotlin, dokter gigi pelestari hutan
Panggil saya 'King Raja'...
Nuryati, mantan TKI bergelar sarjana
Andrew Darwis, kelahiran 20 Juli 1979, menganggap keberhasilannya mengelola bisnis online ini tidak terlepas dari kegairahannya (passion) dalam berkutat di dunia internet.
"Yang paling penting dalam menjalankan suatu bisnis adalah passion ya," kata Andrew Darwis dalam wawancara khusus dengan BBC Indonesia, di kantor Kaskus di kawasan Melawai, Jakarta, hari Rabu (22/6) siang lalu.
Dia lantas mengenang ketika kali pertama mendirikan portal miliknya itu saat kuliah di Amerika Serikat, tahun 1999 lalu.
Saat itu, tanpa pemasukan sama-sekali, Andrew dan dua rekannya merintis pendirian Kaskus.
"Jadi selama 8 tahun pertama itu lumayan berdarah-darah, kita tak ada keuntungan, tapi kita senang karena website itu membawa keuntungan banyak orang lain," ungkapnya.Dikelola dari Amerika Serikat, situs itu semula memang berisi berita atau informasi tentang Indonesia yang disiapkan untuk konsumsi masyarakat Indonesia di luar negeri.
Tetapi itu semua berubah, ketika perkembangan internet di Indonesia mulai berkembang pesat, yang membuat Andrew memilih pulang dan bertekad mengembangkan bisnis online.

"Jadi, memang passion itu penting, tapi untuk menjalankan bisnis, itu membutuhkan profit, dan juga membutuhkan uang untuk mengembangkan bisnisnya," ungkap Andrew, peraih penghargaan The Online Inspiring Award 2009 dan beberapa penghargaan lainnya.


JUAL BELI :
Pilihan Andrew terjun total ke dunia bisnis online tidak terlepas dari kehadiran Ken Dean Lawadinata dan Danny Wirianto, yang kelak ikut membesarkan pula Kaskus melalui bendera PT Data Media Indonesia – didirikan tahun 2008.
Melalui berbagai upaya yang tidak mudah, pengelola portal ini kemudian mampu menggaet pengunjung -- yang belakangan menjadi anggota (member) -- dan akhirnya mengundang perusahaan-perusahaan untuk memasang iklan di situs mereka.


Dari ruangan kerja inilah, Andrew dan rekan-rekannya mampu mengorganisasi jual-beli secara online.
Di sisi lain, Andrew dan rekan-rekannya juga mengubah isi portal miliknya, termasuk menutup konten pornografi.
“Sesuai perkembangan, Kaskus berevolusi dari portal berita, lalu jadi komunitas forum. Dan, kemudian dalam perjalanannya berubah jadi forum jual-beli, menjadi e-comerce,” ungkapnya.
Kini, Kaskus dikenal sebagai portal yang memberi tempat terbesar pada forum jual-beli barang.
“Inilah yang akan menjadi fokus Kaskus ke depan,” kata Andrew.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar