Selasa, 27 Maret 2012

PENDERITAAN


A. PENGERTIAN PENDERITAAN
     
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung
atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau
batin atau lahir batin. Penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat ada yang
ringan, namun peranan individu juga menentukan barat tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh  seseorang belum

tentu merupakan penderitaan  bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang  atau sebagai langkah awal untuk
mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Ilmu Budaya Dasar    Halaman 1 dari 14 Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan resiko
hidup. Tuhan membaerikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi
juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna
agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya
manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah
manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya. Tanda
atau wangsit dapat berupa mimpi atau  mengetahui melalui membaca koran
tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia Tuhan telah membarikannya
banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi
mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya. Bagi manusia yang
tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat  dapat menyadarkan dirinya
untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan
atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh
lebih besar dari dirinya, akan membuat  manusia merasakan dirinya kecil dan
menerima takdir. Dalam kepasrahan akan diperoleh suatu kedamaian dalam
hatinya sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya,
untuk akhirnya masih dapat bersyukur  bahwa Tuhan tidak  memberikan cobaan
yang lebih berat dari yang dialaminya.
Dalam surat Al insyiqoq : 6 dinyatakan manusia  ialah mahluk yang
hidupnya penuh perjuangan artinya bahwa manusia harus bekerja keras untuk
dapat melangsungkan hidupnya. Untuk melangsungkan hidup ini manusia harus
menghadapi alam (menaklukan alam) menghadapi masyarakat sekelilingnya dan
tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah
satu darinya/kurang sungguh menghadapinya maka akibatnya manusia akan
menderita. 




PENDAPAT SAYA TENTANG  PENDERITAAN :



Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Menurut saya semua orang pasti pernah merasakan penderitaan, setiap manusia pasti merasa derita itu beban dan beban itu harus di bantu oleh orang terdekat atau orang yang dapat membantu.
Orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang muncul dapat berupa sikap negatif misalnya kecewa atau penyesalan karena tidak bahagia, putus asa, bahkan bunuh diri.
banyak yang berpendapat, Akh, bisa saja ada yang tidak setuju. Penderitaan tidak membawa manfaat apa pun bagi manusia. Ia malah membuat umur hidup seseorang menjadi lebih pendek. Lihat saja, gara-gara penderitaan ada banyak orang yang stres, lalu mengalami strok dan kemudian stop. Karena alasan-alasan ini ada ahli yang menolak untuk kita memuliakan penderitaan. Penderitaan harus dilawan sekuat tenaga. Manusia harus berjuang untuk menolak penderitaan yang ia alami.

Coba kita lihat pengalaman penderitaan yang kita alami sebagai satu bangsa karena bencana alam di Aceh. Belakangan ini Indonesia dikenal sebagai bangsa yang bersekutu dan persaudaraannya tercabik-cabik. Bangsa Indonesia yang satu mengelompok dalam sentimen agama dan suku yang sangat tinggi. Orang Islam menganggap orang Kristen sebagai ancaman. Mereka saling memandang dengan penuh curiga, yang satu menganggap yang lain sebagai kafir atau melakukan syirik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar